Liturgi penciptaan, kejatuhan manusia kedalam dosa, dan penebusan.

Penciptaan

Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.

Berfirmanlah Allah: ”Jadilah terang.” Lalu terang itu jadi. Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap. Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama.

Kemudian di hari-hari berikutnya Allah menciptakan cakrawala, daratan dan lautan. Allah juga berfirman untuk menciptakan tumbuh tumbuhan, benda benda penerang pada cakrawala, burung burung diudara dan ikan dilaut serta segala jenis mahluk hidup, ternak, dan binatang melata dan segala jenis binatang liar.

Allah melihat semua ciptaannya baik. Kemudian pada hari yang ke enam Allah menciptakan Manusia menurut gambar dan rupaNya supaya manusia itu berkuasa atas semua ciptaanNya.

Kemudian Tuhan Allah menempatkan manusia di taman di eden supaya manusia memelihara dan merawatnya. Tuhan juga memberikan manusia itu seorang pendamping yang diambil dari tulang rusuknya. Dialah penolong yang sepadan baginya. Yang laki laki dinamai adam, dan yang perempuan dinamai hawa.

Mereka hidup dengan penuh sukacita. Tidak perlu bersusah payah dalam mencari makan, karena segala kebutuhan mereka telah tersedia di dalam taman itu ,Mereka telanjang tetapi mereka tidak merasa malu, karena mereka masih kudus sebagaimana Allah adalah kudus.

Tetapi ada satu perintah yang diberikan oleh TUHAN kepada manusia”Semua pohon dalam tamanini boleh kaumakan buahnya dengan bebas tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahatitu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.

Demikianlah Allah menyelesaikan  pekerjaan tanganNya itu dalam enam hari. Pada hari yang ketujuh Dia beristirahat dan memberkati serta menguduskan hari ketujuh itu karena pada hari itulah Ia berhentidari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu.
    

Kejatuhan

Teramat special manusia bagi Allah, manusia dibuatnya segambar dan serupa dengannya. Dia memilih manusia sebagai wakilnya menjadi penguasa atas bumi ciptaannya.

Tetapi manusia menodai citra Allah dalam dirinya. Manusia lebih menuruti bisikan si jahat, Mempergunakan kebebasan yang Tuhan berikan untuk melawan perintah Allah. Manusia mengabaikan suara Tuhan yang memberikan kehidupan dan menjadikannya pemimpin atas bumi dan segala isinya.

rayuan si ular untuk memakan buah pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat berhasil membuat hawa ingin menjadi sama seperti Allah. Hawa mengajak Adam suaminya melawan perintah Allah.memberontak terhadap Allah.

Akibatnya Hubungan yang erat antara manusia dan Allah menjadi rusak. Manusia menjadi malu, manusia menjadi takut,

Ada tembok yang sangat luas, jurang yang sangat dalam yang menjadi penghalang antara Allah dan manusia itulah makar yang dilakukan manusia, itulah dosa

Cemarlah kekudusan yang telah diberikan Allah. Adam dan Hawa saling menyalahkan, begitu juga manusia  terhadap ciptaan Allah yang lainnya.

Dosa berdampak terhadap seluruh alam ciptaan Tuhan. Manusia menjadi mati secara rohani dan secara jasmani akan kembali menjadi tanah pada waktunya. Hawa akan susah payah ketika mengandung dan kesakitan ketika melahirkan. Adam akan kesusahan mencari nafkah seumur hidup, semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkan baginya. Bahkan Tanah menjadi terkutuk karena dosa manusia.

Manusia di usir Allah dari taman eden supaya manusia mengusahakan tanah baginya. Lalu Allah menempatkan beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala  supaya dijaga jalan ke pohon kehidupan.

Penebusan

Allah teramat mengasihi manusia ciptaannya yang telah rusak karena dosa. Tetapi Tuhan adalah hakim yang adil. Tuhan membenci dosa dan tidak membiarkan kejahatan berlalu begitu saja tanpa penghukuman.

Karena kasihnya Tuhan datang kedunia untuk menyelamatkan manusia dari kungkungan dosa, mengambil rupa sebagai manusia untuk mengorbankan dirinya sebagai penebus dosa, supaya ciptaannya kembali utuh menjadi milik kepunyaannya.

2021 tahun yang lalu di betlehem telah lahir seorang bayi dari garis keturunan daud. Lahir dari seorang anak dara bernama maria yang sedang bertunangan dengan laki laki bernama Yusuf dari keturunan daud. Bayi itu dinama Yesus

Dialah sang mesias penyelamat umat manusia seperti yang telah dinubuatkan oleh para nabi

“Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel”

Bayi itu lahir di kandang domba yang hina, disaksikan oleh para gembala. Malaikat malaikat bersorak memuji Allah katanya “ kemuliaan bagi Allah ditempat yang maha tinggi dan damai sejahtera dibumi di antara manusia yang berkenan kepadanya”.

Orang-orang majus dari Timur datang membawa persembahannya kepada sang Mesias itu. Katanya “Dimanakah dia raja orang yahudi yang baru lahir itu, kami telah melihat bintangnya dari timur dan kami datang untuk menyembah Dia.”.

Melalui kehendak bebas yang diberikan Allah, Manusia lebih memilih memberontak terhadap Allah daripada menurutinya, tetapi Tuhan berdaulat atas segala sesuatu. Manusia milik kepunyaannya akan tetap menjadi miliknya. Lahir sebagai  manusia dan mati menjadi dosa dipilih Allah sebagai  jalan pendamai supaya manusia tetap menjadi miliknya untuk selama-lamanya.

Memberi di Masa Sulit

Oleh Natan Siboro

Pandemi Korona berdampak terhadap keuangan banyak gereja. Di masa sulit ini pendapatan jemaat-jemaat yang merosot atau malah menghilang (karena PHK atau usaha gulung tikar) mengurangi jumlah persembahan yang biasa diberikan kepada gereja. Tambahan lagi, ibadah daring di rumah membuat sebagian jemaat “lupa” memberi persembahan karena tidak ada kantong kolekta yang diedarkan. Masa pandemi tampaknya memang menyulitkan orang Kristen untuk memberi. Benarkah demikian?

Dalam Alkitab ada contoh bagus tentang orang Kristen yang tetap memberi persembahan di masa sulit. Mereka adalah jemaat-jemaat di Makedonia. Rasul Paulus bersaksi bahwa jemaat-jemaat ini “dicobai dengan berat dalam berbagai penderitaan” dan “sangat miskin” tetapi juga “sukacita mereka meluap” dan “mereka kaya dalam kemurahan” (2 Kor. 8:2). Mereka tidak memikirkan kesusahan sendiri saja tetapi dengan murah hati mengulurkan tangan untuk memberi bantuan kepada orang lain yang juga kesusahan.

Tentu saja jemaat Makedonia sangat membutuhkan pertolongan di tengah kesusahan mereka sendiri. Dalam keadaan miskin, mereka juga perlu dibantu. Jadi, sangatlah mengejutkan bahwa mereka malah mendesak Paulus agar diperbolehkan ikut menolong saudara-saudara seiman di Yerusalem yang sama-sama miskin. Paulus bahkan bersaksi bahwa mereka memberikan lebih banyak dari yang diharapkan (2 Kor. 8:4-5). Kita bisa belajar banyak dari mereka.

Salah satu hal besar yang bisa kita pelajari adalah sukacita mereka yang meluap. Inilah buah Roh Kudus dalam hidup mereka yang membuat mereka bergembira untuk menolong orang lain ketika mereka sendiri butuh pertolongan. Sukacita membuat mereka “melupakan” kesusahan sendiri. Dengan Roh Kudus di dalam kita, kita juga bisa memiliki sukacita serupa sehingga kita tetap bisa memberikan persembahan ke gereja meskipun keadaan kita sulit karena pandemi Korona.

Hal besar lain yang bisa kita pelajari adalah memberi dengan apa yang ada pada kita. Sebagai jemaat yang miskin, tentulah persembahan jemaat Makedonia tidak besar, tetapi yang tidak besar ini berasal dari apa yang ada pada mereka. Jadi, memberi persembahan kepada Tuhan melalui gereja bukanlah soal besar kecil jumlahnya melainkan soal apa yang dapat kita berikan dari apa yang ada pada kita. Dengan demikian tidak ada alasan untuk tidak memberi persembahan.

Selanjutnya, kita bisa belajar dari jemaat Makedonia tentang memberi dengan sukarela dan penuh kesadaran diri. Sikap semacam ini timbul dari kecintaan kepada Tuhan. Dengan demikian, walaupun kantong persembahan tidak diedarkan dalam ibadah daring, itu bukan alasan bagi kita untuk tidak memberi persembahan. Sebagai orang yang mencintai Tuhan, kita tetap akan memberikan persembahan kepada-Nya dengan sukarela dan sadar, entah kantong persembahan diedarkan atau tidak.

Pentingnya persembahan kepada Tuhan melalui gereja seharusnya sudah kita maklumi. Tanpa persembahan, banyak program pelayanan gereja akan terganggu, misalnya beasiswa untuk anak yang berprestasi, kunjungan kasih kepada anak yatim atau lansia, pekabaran injil, atau bahkan ibadah mingguan. Ketika program pelayanan terganggu, pelayanan gereja menjadi mundur dan banyak orang kehilangan uluran kasih kristiani.

Selain itu, memberi di masa sulit seperti masa pandemi ini berguna untuk diri kita sendiri juga. Dengannya kita bisa melatih diri untuk beriman bahwa Tuhan pasti mencukupkan kebutuhan kita dalam segala keadaan, baik dalam keadaan suka maupun duka. Kita bisa belajar untuk selalu menggantungkan hidup kita hanya pada kehendak-Nya. Kalaupun kita memberi persembahan ke gereja dalam kekurangan kita, Tuhan pasti tetap memelihara kita.

Karena memberi di masa sulit adalah perbuatan yang baik yang seharusnya dilakukan oleh orang-orang kristiani, maka tentu saja kita juga menginginkan banyak orang dapat memberi dengan sukarela dan dengan apa yang ada padanya. Melalui teladan hidup yang kita tunjukkan. Kita bisa mengajak orang lain untuk senantiasa memberi sekalipun dalam masa sulit pandemi ini. Jika semakin banyak orang yang memberi maka semakin banyak pula orang-orang yang bersukacita.

Gereja adalah wadah yang tepat untuk menyalurkan berkat berkat Tuhan kepada lingkungan sekitar melalui program programnya. Dengan senantiasa memberi perrsembahan  kepada gereja kita telah menjadi saluran berkat untuk membuat lingkungan sekitar kita dipenuhi sukacita yang merupakan  cita-cita umat Tuhan. Maka sudah saatnya walau dimasa sulit pandemic ini, kita bisa belajar dan melatih diri untuk tetap memberi.

Menulis opini bukan hanya tentang menuangkan ide dalam tulisan, tetapi tentang berpikir. Cara kita menggali ide dengan selalu mempertanyakannya ke dalam diri kita lalu menatanya dengan rapi dan teliti Inilah pesan tersirat yang saya peroleh dari pengajaran bang Samuel melalui bengkel jarak jauh yang saya ikuti. Beliau adalah sosok yang sangat disiplin dan juga sangat profesional. Dengan cara mengajar yang serius tapi santai, ia dapat membuat anak didiknya mudah mengerti apa yang diajarkannya

Webinar Bengkel Menulis Pertemuan Pertama

webinar bengkel menulis 7 november 2020

Syalom
selamat malam semuanya…

Malam ini saya mengikuti pelatihan bengkel menulis melalui webinar yang di bawakan oleh bang Samuel Tumanggor sebagai pemateri.
Abang ini adalah seorang penulis handal yang telah menuliskan banyak buku, beberapa diantaranya adalah : Pujilah hai segala bangsa, Dibumi seperti disorga, dan lain sebagainya.

Nah melalui petemuan perdana ini saya memperoleh pembelajaran betapa pentingnya orang Kristen itu harus menulis.
alasannya adalah :

  1. Sejak awalnya kekristenan itu sudah menulis. Sejarah kekristenan adalah sejarah menulis. Salah satu bukti nyatanya adalah bahwa firman Tuhan itu tersampaikan, menyelamatkan serta menuntun orang kepada kebenaran adalah karena menulis. Bandingkan dengan 2 timotius 3: 16
  2. Karena akal budi perlu dalam kekristenan. Dalam matius 22 : 27 disebutkan  hukum yang terutama itu adalah mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa dan akal budi. Nah dalam menulis kita di tuntut untuk menggali, berpikir, dan menuliskan dengan seksama segala ide atau ilham yang diberikan oleh Tuhan sehingga kebenaran boleh tersampaikan .
  3. Karena Tulisan adalah sarana /wahana yang baik untuk menolong masyarakat.Untuk alasan yang ketiga ini tentu semua yang membaca ini sudah merasakan bahwa pengetahuan yang kita peroleh dalam bangku pendidikan ataupun pendidikan informal lainnya kita peroleh melalui karya penulisan. Yang perlu kita soroti juga adalah bahwa banyak hal yang di pandang baik oleh masyarakat pada umumnya ternyata tidak sesuai dengan kebenaran. Contohnya pelegalan LGBT karena adanya kesetaraan HAM dan lain sebagainya. Disini juga termasuk menjadi peran kepenulisan untuk meluruskan kebenaran. Seperti yang dituliskan dalam Roma 12:2.
  4. Karena Allah terus memakai para penulis untuk menyampaikan ajaran dan maksudnya. Mungkin ada yang menyampaikan bahwa sejarah kekristenan itu berawal dari jaman pararasul sampai kepada jaman rerformasi gereja-gereja, atau lain sebagainya. Tapi yang pasti Tuhan itu terus bekerja memakai anak anaknya dari jaman para nabi hingga sekarang untuk menyampaikan maksudnya. Satu kendalanya adalah bahwa kita tidak menyadari ini sehingga kita tidak mau membaca dan menggali lebih dalam melalui buku yang di tuliskan oleh para penulis.

Memang sebagai pemula kita (saya yang paling utama) sangat rentan terhadap kondisi hati atau yang sering kita sebut “MOOD”. Sehingga tidak konsisten dalam belajar dan menulis.
Tapi saya bersyukur hari ini di ingatkan kembali bagaimana pentingnya menulis itu.
saya berharap teman teman juga menyadarinya dan mulai menuliskan hal-hal baik yang dapat berdampak pada kebaikan teman sekitar kita.
Semangat semuanya, dan tetap jaga kesehatannya.
GBU

Yang tak Lekang Oleh Waktu

By ; Daniel Siboro

Pada relug hati yang kuletakkan jauh dalam belantara tersembunyi 

raga ini kembali terhempas rindu bersama sunyi
 

Tenggelam dalam senja yang kian menepi

berpacu dalam angan yang remang dan kenyataan yang tak mungkin bisa kugapai lagi

disini aku menahan perih berharap bisa menembus masa memulai yang pernah selesai

menanti dia yang pernah pergi dan menerka luka di setiap jejak yang kian menjebak

atau berharap semua hanyalah mimpi yang menabur benih rasa sakit yang pedih
 

memupuk denyut kecewa yang menciderai rasa

lupa , ntah berapa kali aku mengulang hal yang sama

menikmati rasa sakit diantara bait bait puisi

hanyut dalam kesepian dan rapuh dalam ingatan yang tak lagi butuh penantian

Kini aku sadari,

 kesepian adalah tempat untuk melepas kepergian

dan kerinduan adalah ruang untuk mengucap doa peraduan

aku akan menari bersama senja

dan  bayangmu sirna bersama jingga



INGIN KEMBALI

foto nostalgia siboro family

Ada satu hal yang membuatku ingin menjalin kembali masa yang lepas

Bilamana jiwa dan hati merajut rindu yang tak bertepi

Dan kutanya dimana kau tergelebar wahai puing puing peristiwa!!!!


Saat mataku tertuju pada selaur foto nostalgia
Saat itu aku berusaha menggapainya dalam angan dan ingatan
Kutemukan sejuta kisah bersama kasih yang tak kunjung memudar

Biarlah peluru peluru kisah itu menikam dengan suka suka
Saat senja di panongan membentuk ruang ruang rindu dalam bentaian pilu
Saat rindu dan aksaraku menuntunku untuk menbuat sajak pilu ,

Waktu itu kupahatkan pada senja kisah yang terbalut rindu
Waktu mulai memudar ditelan oleh kelapnya malam ,
Senja itupun berubah menjadi gelap
Rindu itu telah kembali dan kubisikkan pada angin malam apa kabar  wahai engkau yang ada bersamaku dalam kenangan.
Ada rindu yang seakan ingin kembali kemasa lalu bersama suka dan tawa
yang selalu menawan rasa!!!


Tangerang,9 april 2020

Daniel siboro

Suara Hati

Oleh : Daniel Siboro

Melintas dalam lika liku jalan
Letih menanti jawaban yang lekang oleh kepastian
Inilah suara hati mereka
Orang orang tanpa lelah yang resah,
mengucap serapah,,,,

Katanya ,
Kami adalah orang orang yang hidup menjajaki trotoar jalan
Materi menjadi Harga mati kehidupan
Terbunuh oleh keadaan atau terkapar dengan sejuta pejuangan
Apakah kami harus bersilang kaki menunggu senja tenggelam
Dihimpit gedung gedung tinggi dan pintu besi
Menikmati tawa yang mengindikasikan kebal dengan keadaan
intrik, politik menjadi alat mereka memanipulasi kepercayaan

Kami adalah orang orang terpinggirkan
Kami tak menginginkan belas kasihan
Kami hanya menuntut keadilan ……….

Kami adalah orang orang terpinggirkan
Kami tak menginginkan belas kasihan
Kami hanya menuntut keadilan…………


Rindu yang tak berterima

Kasihku..

Malam yang bisu ini membiarkan ku sendiri

Larut dalam tanyaku yang alfa

Rindu yang meragu

Apakah pundak tempat kepalamu bersandar kemarin sore adalah aku

Peluk hangatmu apakah buatku

Kasihku

Malam yang bisu ini sungguh menyusahkanku

Haruskah aku bahagia lagi pada senyummu yang paling ku kagumi

Kala rengek manjamu berhasil ku hiburkan

Setelah ku tau kamu bukanlah milikku

Sungguh ku ingin kau bahagia kasih

Walau ku tau cintamu pada dia yang dulu

Terlalu dalam untuk ku sentuh

Aku tak akan menuntut lagi membunuh rasa di dadamu

Kalau rindu tak berterima

Ku ikhlas beri pundakku

Walau hatimu bukanlah untukku

Manusia : Pilihan Untuk Menjadi Benar atau Salah

 

images (1)

Manusia : Pilihan Untuk Menjadi Benar atau Salah

Oleh Natan Siboro

Pada masa kekanakan dulu, saya pernah berkhayal dan berandai-andai. Kala keterbatasan kebebasan yang dirasakan pikiran ini. Saya mengandaikan dilahirkan dari anak orang kaya atau anak pejabat yang berkuasa. Saya pasti bahagia dengan segala kebebasannya. Bisa jajan setiap hari, punya celana yang bagus, ikat pinggang yang bagus, punya mobil mainan dan pasti banyak yang menyayangi. Sebagaimana jika ada anak perantau yang pulang kampung.

Kenyataannya tidak ada yang bisa memilih dari mana dia dilahirkan, apa jenis kelaminnya, bagaimana bakatnya atau kecerdasan lahiriahnya. Semua itu adalah pemberian sang Ilahi beserta rancangan-rancangannya yang sempurna adanya.

Kemudian dalam perjalanan hidup, saya juga menemukan banyak orang yang hidup tidak benar menurut norma dan agama. Ada yang punya pengharapan akan masa depan dan ada yang meratap pada nasib,. Ada yang mencari dan bertekun mengerjakan tujuan hidup, tapi ada pula yang menyia-nyiakan waktunya.

Saya pernah membaca buku yang kutipannya : Belajar di masa kecil bagai menulis di atas batu. Lalu apakah masih ada pilihan  atau kehendak bebas jika masa depan yang baik dan buruk adalah bentukan dari masa lalu?. Bagaimana manusia memilih dan menjalani hidup yang benar atau salah?

Alkitab menyatakan bahwa Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Sehingga manusia memiliki karakter Allah ( Kejadian 1 : 26, 2:7). Adam dan hawa diberikan kebebasan untuk melakukan kehendak-Nya atau menyangkalinya. Mereka mengetahui akibat dari pilihan yang akan di buatnya. Oleh sebab itu Adam dan Hawa bukanlah korban yang tak berdaya ketika terjatuh dalam rayuan iblis.

Setelah manusia jatuh ke dalam dosa yang mengakibatkan kematian secara rohani dan terpisah dari Allah. Roh yang dari Allah akan terus mencari sumbernya. Itulah sebabnya manusia selalu mencari Tuhannya (wujudnya dapat dilihat dari keberadaan agama-agama didunia) walau tidak akan ketemu selama Dia tidak menunjukkan dirinya. Begitu juga dengan kemampuan moral yang diberikan Tuhan akan tetap ada di dalam hati manusia

Kemampuan moral ini di tanamkan di dalam hati manusia yang sering di sebut sebagai hati nurani merupakan wakil suara Tuhan  yang menyelidiki, memberikan perintah dan peringatan serta menghakimi orang yang berbuat dosa.

Banyak manusia yang hidup di dalam dosa akan menghancurkan hidupnya dan bersikeras menyatakan Allah dan takdir sabagai dalangnya. Padahal pengrusakan yang di perbuatnya berawal dari penyangkalan terhadap hati nuraninya. Sebab di sebutkan dalam kitab Amsal 19 : 3  Kebodohan menyesatkan jalan orang lalu gusarlah hatinya terhadap Tuhan.

Pilihan untuk memelihara hati nurani atau tidak, ada dalam diri manusia. Orang yang memelihara hati akan lebih mudah mengenal suara Tuhan. Dikatakan dalam dalam ibrani 3 : 15, “Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman”. Maka bersyukurlah kita jika di berikan kesempatan untuk mendengar tentang kebenaran. Janganlah mengeraskan hati untuk menerima kasih Tuhan dan hidup di dalam ketaatan.